Malam ini hujan begitu cerewet
Sama seperti wajahnya yang sedih
Menyatu bersama pelor -pelor hujan
Atas kesedihan yang teramat akut
Di bibirnya tumbuh bunga padi dan alang alang
Dia tak mampu menangkap bahagia
Sebab janji tak mau beranjak dari ingatan
Bila namanya disebut
Jelas ada alasan
Mungkin juga tanpa alasan
cahaya matanya terkulai dalam rahasia
Mencoba merangkai puing cerita kemarin
Tapi, dia kembali sangsi
Hingga air mata mengering
Dia menghitung jejak – jejak ganjil
Pada kebengisan hujan malam ini
Kini,nama itu dia ukir di atas batu
Lalu bekata,
“Barangkali Tuhan adalah batu”
Dia hanya merasa itu
Sebagai sesuatu yang pantas dikenang
Hanya untuk dikenang